Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat
ke 4 (SNKM ke 4)

Tema:
"Mengeksplorasi Kearifan Sosio-Kultural untuk Memperkuat Kesehatan Jiwa
Menghadapi Krisis Kesehatan Global di Masa Mendatang”

Latar Belakang:
COVID-19 adalah bencana yang dialami semua penduduk dunia, yang tidak ada bandingannya di jaman modern. Pandemi virus corona merupakan bencana terbesar sepanjang sejarah. Secara global, dalam tiga tahun lebih dari 6.8 juta orang telah meninggal karena COVID-19 (Smith-Schoenwalder, 2023). Artikel lain melaporkan perkiraan lebih dari 7.3 juta orang di seluruh dunia meninggal karena COVID-19, termasuk lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat, 800,000 di Rusia, 690.000 di Brasil, dan 530.000 di India. Pada 9 Maret 2023, tercatat 160.941 orang meninggal di Indonesia akibat virus corona. Perkiraan tersebut dianggap terlalu rendah, dan beberapa laporan memperkirakan jumlah kematian sebenarnya lebih dari dua kali lipat daripada jumlah resmi (Troeger, 2023; Statista, 2023).

Pelajaran yang ditarik dari dampak buruk pandemi COVID-19, banyak negara telah memberikan perhatian tentang kebijakan yang perlu diambil untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi, namun inisiatif tersebut belum memadai. Boleh dikatakan semua negara belum siap menghadapi wabah di masa depan dan keadaan darurat kesehatan masyarakat lainnya. Beberapa negara tidak mempunyai rencana menghadapi wabah penyakit sebesar COVID-19. Negara-negara lain membiarkan elemen-elemen penting dari kesiapsiagaan mereka kembali ke pola-pola sebelumnya – misalnya, mengurangi kapasitas rawat inap cadangan rumah sakit dengan alasan efisiensi, sehingga sistem pelayanan kesehatan seperti itu tidak akan mampu menangani peningkatan jumlah pasien jika terjadi pandemi dengan tiba-tiba. Demikian pula banyak negara belum melakukan investasi yang cukup di tingkat lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat lokal (IFRC, 2023; Stefan dkk., 2023).

Negara-negara yang paling berhasil dalam memerangi penyebaran COVID-19 (misalnya Indonesia) telah membangun sistem pelayanan kesehatan dan jejaring pengaman sosial yang tangguh. Namun negara-negara tersebut masih perlu melakukan adaptasi untuk menghadapi beberapa aspek pandemi yang sulit (IFRC, 2023).

Aspek yang perlu diperhatikan untuk mencegah dan mempersiapkan kemungkinan terjadi krisis global di masa mendatang adalah modal sosial dan sumber daya manusia masyarakat. Jika masyarakat dapat bertahan dan mengatasi krisis itu, mereka akan dapat membangun kembali dan memulihkan kerusakan ekonomi dan infrastruktur. Kekhawatiran dan kecemasan masyarakat yang terkait pandemi timbul sebagai dampak dari pandemi terhadap kesehatan manusia dan dampak sosio-ekonomi yang mempengaruhi ketahanan masyarakat. Lockdown yang berkepanjangan dan tindakan pembatasan sosial yang mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja dan bersantai dapat menimbulkan banyak dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat. Penutupan sekolah, meningkatnya angka pengangguran, menurunnya interaksi tatap muka, pemaksaan kerja jarak jauh, dan sejenisnya, merupakan contoh nyata dampak krisis ini terhadap masyarakat. Namun, masyarakat yang berketahanan dapat meredam dampak pandemi dengan lebih efektif dan kembali ke kondisi normal dengan lebih cepat dan berkelanjutan (Suleimany et al., 2022).

Faktor lainnya yang memiliki potensi untuk diberdayakan dan dimanfaatkan dalam upaya penguatan ketahanan masyarakat untuk menghadapi krisis adalah kearifan lokal (local wisdom). Kearifan lokal dapat diartikan sebagai prinsip hidup, perilaku, aturan, dan hukuman, serta pandangan hidup yang mengatur kehidupan, sehingga dapat mengatur dan mengatur sumber daya alam pada lingkungan alam, sosial, dan ekonomi. Bahkan kearifan lokal telah digunakan komunitas untuk melakukan adaptasi dan mememberikan respons ketika terjadi kendala dan bencana dari lingkungan. Dengan menerapkan kearifan lokal melalui tradisi masyarakat meletakkan diri pada posisi yang lebih siap untuk menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan (Bahagia et al., 2020).

Sebagai contoh, sebuah studi etnografi telah dilakukan untuk meneliti kearifan lokal pada masyarakat Urug dan Cipatat Kolot dari suku Baduy di Jawa Barat, Indonesia, dalam menghadapi pandemi COVID-19. Hasil penelitian menemukan, pertama, masyarakat Urug setiap tahunnya mengalokasikan beras dari hasil panen padinya kepada kelompok rentan, yang meliputi anak yatim, orang lanjut usia, janda, dan orang-orang yang paling membutuhkan. Kedua, tindakan kolektif dilakukan masyarakat untuk mendukung wanita dalam menjalani proses kehamilan dalam tradisi “tujuh bulanan”. Ketiga, masyarakat melakukan upaya pencegahan penularan penyakit dengan menerapan tabu untuk melakukan interaksi perdagangan (Bahagia et al., 2020).

Pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi negara-negara dan masyarakat di seluruh dunia, yakni perlunya meninjau kembali lankah-langkah tindakan yang telah diambil untuk menentukan mana yang terbukti berhasil dan mana yang tidak. Negara dan masyarakat harus lebih siap menghadapi krisis kesehatan masyarakat di masa depan dan hal ini perlu dilakukan melalui pilihan kebijakan dan langkah tindakan di berbagai bidang termasuk melakukan investasi untuk memperkuat tenaga kesehatan masyarakat, meningkatkan pengawasan terhadap penyakit menular, meningkatkan komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat, serta merangkul kolaborasi antar lembaga. organisasi, negara, dan wilayah (ECDC, 2023).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan seminar yang menampilkan sejumlah narasumber dari berbagai disiplin ilmu yang memaparkan berbagai topik yang relevan dengan tema. Bersama dengan dengan peserta, narasumber berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai isu-isu tersebut, agar semua pihak menjadi lebih baik dalam mencegah dan mempersiapkan diri menghadapi masalah ancaman kesehatan global yang akan datang, khususnya dalam mencegah dampak buruk bagi kesehatan jiwa.

Nama Kegiatan:
Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat ke 4 (SNKM ke 4)

Tema:
"Mengeksplorasi Kearifan Sosio-Kultural untuk Memperkuat Kesehatan Jiwa Menghadapi Krisis Kesehatan Global di Masa Mendatang”

Tujuan:
Seminar nasional ini bertujuan untuk membahas bidang-bidang strategis yang diperlukan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan ancaman kesehatan global di masa depan melalui pembelajaran langkah pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi andemi COVID-19, dan mengeksplorasi kearifan lokal pada berbagai suku bangsa di Indonesia, yang telah atau potensial untuk dimanfaatkan dalam menghadapi pademi COVID-19. Pada seminar nasional ini para narasumber menyajikan hasil eksplorasi kearifan lokal yang ada di Indonesia dan bersama dengan peserta membahas bagaimana kearifan lokal itu dapat dikapitaliasi agar masyarakat lokal lebih siap dalam menghadapi dampak buruk ancamam kesehatan global yang tak terduga di masa mendatang, khususnya mencegah atau mengurangi dampak bagi kesehatan jiwa.

Tempat dan Tanggal:
Gedung Pascasarjana Lantai 6, Universitas Sebelas Maret, Solo (Surakarta), Indonesia, pada 19 September, 2023.

Program:
SNKM ke 4 menyajikan sebuah program yaitu seminar dengan paparan materi oleh sejumlah narasumber nasional.

Peserta:
Peserta seminar meliputi mahasiswa S1, S2, S3 di bidang ilmu-ilmu kesehatan, tenaga profesional kesehatan masyarakat, praktisi kesehatan, akademisi, pembuat kebijakan, perencana kesehatan, dan administrator kesehatan.

Narasumber:

Dr. Pius Weraman, SKM, MKes
Dr. Pius Weraman, SKM, MKes
(Universitas Nusa Cendana)

Dr. Pius Weraman, SKM, MKes

Topik:
“Ritual Adat Pesta Kacang Weru One untuk Memperkuat Sistem Imunitas Tubuh Menghadapi Pandemi"

Dr. Pius Weraman adalah dosen senior pada Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT. Dr. Weraman meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya. Gelar Magister Kesehatan Masyarakat diperoleh dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gelar Doktor Kesehatan Masyarakat diperoleh dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Dr. Weraman menulis sejumlah buku ilmu kesehatan masyarakat, di antaranya berjudul “Buku Dasar Surveilans Kesehatan Masyarakat”. Buku ini membahas sistem surveilans, penatalaksanaan program kesehatan, dan sistem informasi kesehatan. Beliau banyak mempublikasikan artikel hasil penelitian di provinsi NTT. Salah satu hasil penelitiannya dipresentasikan oral pada The 6th International Conference on Public Health 2019 dengan tema "Strengthening Hospital Competitiveness For Patient Satisfaction and Better Health Outcomes". Judul abstrak hasil penelitian itu “Relationship Between Social Support and Visit to the Elderly Integrated Health Service Posts in Kupang, East Nusa Tenggara”.

Dr. I Dewa Gede Basudewa, SpKJ
Dr. I Dewa Gede
Basudewa, SpKJ
(RS Jiwa Bangli, Bali)

Dr. I Dewa Gede Basudewa, SpKJ

Topik:
“Budaya Melukat dan Ruwat di Bali untuk Memperkuat Ketahanan Kesehatan Jiwa pada Masa Pandemi”

Dr. I Dewa Gede Basudewa, SpKJ adalah dokter yang berpengalaman dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa di daerah wisata Bali dan Lombok. Dr. Basudewa menyelesaikan pendidikan dokter dan spesialisasi kedokteran jiwa pada Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali.

Saat ini Dr. Basudewa menjabat Direktur Rumah Sakit Jiwa di Bangli, Provinsi Bali. Di samping itu, beliau menjabat Ketua Pusat Studi Kesehatan Pariwisata (PSKP), Fakultas Kedokteran, Universitas Al Azhar, Mataram, Lombok, NTB. Melalui lembaga tersebut Dr. Basudewa telah memberikan banyak kontribusi bagi kesehatan pariwisata di Bali, NTB, dan Indonesia Bagian Timur. Dr. Basudewa berpengalaman sebagai narasumber pada berbagai seminar dan workshop di tingkat nasional dengan tema kedokteran dan kesehatan jiwa.

Dr. Intje Picauly, SPi, MSi
Dr. Intje Picauly, SPi, MSi
(Universitas Nusa Cendana)

Dr. Intje Picauly, SPi, Msi

Topik:
“Perlindungan Kesehatan Ibu dan Anak melalui Dukungan Kearifan Sosio-Kultural Lokal di Wilayah Lahan Kering Kepulauan”

Dr. Intje Picauly adalah dosen di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia. Dr. Picauly meraih gelar Sarjana Perikanan dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Gelar Magister Gizi Masyarakat diperoleh dari Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gelar Doktor Gizi Masyarakat diperoleh dari Institut Pertanian Bogor.

Dr. Picauly melakukan banyak penelitian gizi masyarakat dan aktif dalam kegiatan ilmiah sebagai narasumber di berbagai seminar dengan topik gizi masyarakat dan kesehatan masyarakat. Dr. Intje Picauly merupakan Pengarah Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Nusa Tenggara Timur.

Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp., M.App.Sc
Prof. Dr. Budi Anna
Keliat, SKp., M.App.Sc
(Universitas Indonesia)

Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc

Topik:
“Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Ketahanan Jiwa Masyarakat Melalui Desa Siaga Sehat Jiwa”

Prof. Budi Anna Keliat adalah Guru Besar Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta. Beliau memiliki klinik praktik profesional sebagai perawat kesehatan mental dan psikososial. Prof. Keliat memiliki pengalaman bekerja bekerja sebagai perawat di rumah sakit jiwa di Bogor.

Prof. Budi Keliat meraih gelar Sarjana Keperawatan dari Program Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Indonesia. Gelar Master of Applied Science diperoleh dari University of Sydney, Australia. Gelar Doktor Kesehatan Masyarakat diperoleh dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Prof. Budi Keliat memiliki kepedulian yang besar terhadap masalah pemasungan penderita gangguan jiwa di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa umumnya tindakan pemasungan terhadap penderita gangguan kejiwaan dilakukan oleh pihak keluarga, karena mendapat desakan dari para tetangga. Pemasungan dilakukan karena keberadaan penderita gangguan kejiwaan dianggap telah meresahkan masyarakat. Prof. Keliat menegaskan bahwa penderita gangguan kejiwaan tidak perlu dipasung, sebab gangguan kejiwaan itu dapat disembuhkan.

Prof. Budi Keliat mendapatkan penghargaan “The Laureate of the Award 2015 for an Outstanding Achievement in the Field of Mental Health Care” dari Swiss Foundation for World Health yang bekerja sama dengan WHO.

Ketua Organisasi Seminar:
Prof. Bhisma Murti

Organisasi Penyelenggara:
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret,
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta (Solo) 57126, Jawa Tengah, Indonesia.

Mitra Kerjasama:
1.Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Cendana, Kupang, NTT
2.Fakultas Kedokteran, Universitas Al-Azhar, Mataram, Lombok, NTB
3.Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Contact Persons:
1.Aem Ismail (082133114822)
2.Ayu Novita (082281301325)
3.Etanaulia Marsim (085840530580)

Pendaftaran :
Pendaftaran peserta SNKM ke 4 gratis. Link Pendaftaran : bit.ly/RegSNKM4 .

Referensi:

ECDC (2023). ECDC presents lessons learned from the COVID-19 pandemic. European Centre for Disease Prevention and Control. https://www.ecdc.europa.eu/en/news-events/ecdc-presents-lessons-learned-covid-19-pandemic. Accessed on August 23, 2023.

IFRC (2023). Trust, equity, and local action. Lessons from the COVID-19 pandemic to avert the next global crisis. International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. https://www.ifrc.org/sites/default/files/2023-01/20230126_WDR22_ExecutiveSummary.pdf. Accessed on August 23, 2023.

Smith-Schoenwalder C (2023). Three years of death – and finger-pointing. https://www.usnews.com/news/the-report/articles/2023-03-10/three-years-into-the-pandemic-who-is-dying-from-covid-19-now. Accessed on August 23, 2023.

Statista (2023). Total number of deaths from COVID-19 in Indonesia as of March 9, 2023(weekly update). https://www.statista.com/statistics/1103816/indonesia-covid-19-number-of-deaths/. Accessed on August 24, 2023.

Stefan C, Talbot T, Glassman A, Fan V, Hevey E, and Smitham E (2023). The next pandemic: if we can’t respond, we’re not prepared. https://reliefweb.int/report/world/next-pandemic-if-we-cant-respond-were-not-prepared?gclid=EAIaIQobChMIrb2C1_HzgAMVBEYrCh1Pjgf3EAAYAyAAEgI9KvD_BwE. Accessed on August 24, 2023.

Suleimany M, Mokhtarzadeh S, Sharific A (2022). Community resilience to pandemics: An assessment framework developed based on the review of COVID-19 literature. Int J Disaster Risk Reduct. 80: 103248. doi: 10.1016/j.ijdrr.2022.103248


Edisi Terbitan  :  Volume 4 Nomor 1 (September 2024)
Tema  :  Determinan Psikologi dan Sosio-Struktural Penyakit Infeksi dan Non-Infeksi
Kenote Speaker  : 
  • -

Abstak

No Judul Halaman
1 META ANALISIS: PENGARUH RIWAYAT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DAN PEMBERIAN ASI TERHADAP PNEUMONIA PADA ANAK 2 Lihat
2 PENGARUH MEROKOK SELAMA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO DEPRESI POSPARTUM 3 Lihat
3 PENGARUH KONSUMSI ALKOHOL DAN OBESITAS TERHADAP HIPERTENSI PADA DEWASA: META-ANALISIS 4 Lihat
4 PENGARUH KEBERAGAMAN MAKANAN DAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN SABUN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK DIBAWAH 5 TAHUN 5 Lihat
5 HUBUNGAN KONSUMSI ALKOHOL DAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ORANG DEWASA: META ANALISIS 6 Lihat
6 PENGARUH MINDFULNESS TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN, DEPRESI, DAN STRES SELAMA KEHAMILAN 7 Lihat
7 META-ANALISIS: HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN ANTENATAL CARE TERHADAP KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH 8 Lihat
8 PENGARUH VAKSIN ROTAVIRUS DAN KEPEMILIKAN JAMBAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADAANAK 9 Lihat
9 PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA: META ANALISIS 10 Lihat
10 PENGARUH TEMPAT TINGGAL, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN DIABETES: STUDI META ANALISIS 11 Lihat
11 PENGARUH MEROKOK, TINGGI BADAN MATERNAL, DAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH 12 Lihat
12 HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN OBESITAS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA: STUDI META ANALISIS 13 Lihat
13 PENGARUH ASI EKSKLUSIF, JENIS KELAMIN BAYI, DAN BERAT BADAN LAHIR BAYI TERHADAP STUNTING PADA BALITA: META ANALYSIS 14 Lihat

Fullpaper

No Judul Halaman
1 GAMBARAN TINGKAT SANITASI LINGKUNGAN BERDASARKAN PARAMETER KESEHATAN SARANA DAN BANGUNAN DI RUMAH SAKIT JATI HUSADA KARANGANYAR 16 - 22 Lihat